Minggu, 10 Juli 2011

Nostalgia Asrama Kampus

Awal bulan lalu, sehari sebelum berangkat ke Bali, aku sempat bernostalgia dengan asrama kampusku. Dulu aku tinggal di sana selama 4 semester pertama kuliah. Sebelumnya aku beberapa kali kemari, tapi cuma di kantin. Rasa-rasanya udah lama sekali nggak kemari. Nggak banyak perubahan, tapi sayangnya makin terlihat kurang terawat. Bukan karena nggak ada petugas kebersihannya, cuma terlihat makin gelap aja, perawatan fasilitasnya kurang baik. Dulu, gedung yang aku tempati masih baru, mulai dipakai sejak angkatanku. Jadi, saat itu fasilitasnya masih bagus. Sayang, baru beberapa tahun keadaan fasilitasnya udah kurang baik.
Ruang di gedung G2 lantai 1.
















Aku pergi ke kamarku di asrama dulu. Letaknya di gedung G 2 lantai 1, dekat tangga dan meja ping pong. Kalau ada orang di dalam kamar aku ingin masuk dan kenalan sekalian dengan penghuni baru. Ternyata nggak ada orang. Akhirnya aku pergi ke luar gedung, lalu mengintip isi kamar dari jendela. Sepertinya kok nggak ada penghuninya, atau mungkin udah pindah. Senang bisa melihat keadaan kamar terlihat bersih, rapi, dan masih bagus fasilitasnya seperti terakhir kali aku tempati.
Dulu aku sekamar dengan Rahardhika (Dika) dan Oman. Dika kuliah jurusan Sosiologi, Oman Kesejahteraan Sosial. Aku nggak tahu kabar, Oman. Jarang sekali aku bertemu di kampus. Kalau Dika, aku masih sering ketemu. Aku dan dia juga sama-sama penerima beasiswa Goodwill. Dia makin banyak prestasinya. Terakhir kali, dia jadi mahasiswa berprestasi FISIP tahun ini. Sebagai temannya aku ikut merasa bangga.
Kamar dan tempat tidurku dulu di asrama.






















Aku sempatkan juga melongok kamar mandi. Di sana ada beberapa kamar mandi dan wc - sayang, seperti waktu aku masih di asrama - beberapa rusak pintunya, pun keran airnya. Jadi, cuma beberapa aja yang bisa dipakai. Di situ juga ada tempat untuk nyuci pakaian, nyuci piring, dan wastafel. Sewaktu di asrama, aku sering nycuci pakaianku sendiri, cuma waktu nggak sempat aku pakai jasa laundry asrama. Kalau pagi, penghuni asrama musti mengantri untuk mandi karena di tiap lorong jumlah kamar mandi hanya enam, wc empat, ditambah beberapa rusak pintunya, atau keran airnya. Cara mengakalinya dengan pergi ke kamar mandi lorong lain, kalau-kalau sepi.
Tempat mencuci pakaian.






































Selain kamar mandi, ada mushola juga di tiap lorong. Keadaan mushola di lorong kamarku masih sama, nggak ada perubahan signifikan selain semacam lembaraan-lembaran informasi di dinding.
Mushola G2 lantai 1













Setelah jalan-jalan sebentar di lorong asramaku, aku istirahat sebentar di halaman gedung asramaku. Kebetulan ada beberapa kucing di sekitar situ. Aku kumpulin mereka di halaman terus aku biarin mereka main bareng.















Cukuplah nostalgianya. Kapan-kapan lagi semoga bisa berkunjung kemari.

Kamis, 23 Juni 2011

A Year to Remember


Hari ini hari ulang tahunku. Untuk menyambut hari ini, sejak kemarin aku mengingat, mengenang, atau apalah namanya, tentang apa yang telah lalu dengan orang-orang yang aku kenal. Di mulai dari kemarin malam di twitter, sambil mention beberapa teman yang aku follow. Kali ini, aku ingat-ingat kenangan dengan orang-orang yang aku kenal setahun belakangan ini.


Juni 2010, awal-awal aku bergabung dengan lantai 6, Humas UI, sebagai kontributor. Pegawai UI, Bu Farida, pak Rahmat (videografer), pak Ubay (fotografer), mas Ardi (desainer dsb), anak-anak call center, Dita, Anggi, mbak Yuwa, Prita, santi (reporter), Wisnu (fotografer), para kontributor dan kru-kru lainnya di lantai 6 dan lantai 1. Saat itu, mas ardi belum mulai kuliah S2, jadi beberapa kali pulang malam untuk menyelesaikan pekerjaan, atau sekedar ngobrol. Sekali pernah menginap di lantai 6 untuk begadang mengerjakan


Beberapa kali kontributor sempat kumpul-kumpul...
karaoke...
nonton...
lari pagi...walaupun yang ini cuma bertiga sama Nanda dan Qiqi sih...




Mulai Agustus 2010 ini aku menerima beasiswa dari yayasan Goodwill International. Yang kudapat beasiswa, training, dan teman-teman dari berbagai program studi di UI dan IPB. Senang sekali aku bisa bergabung di Goodwill. Beasiswa ini sudah aku harap sejak aku tahu infonya dari mbak Vidia di tahun 2009. Where there is a will, there is a way. Where there is a good will, there is a good way. :)


Masih Agustus, saat itu mestinya aku dan beberapa teman fiskal pergi backpacking ke Malang. Sebelumnya aku udah survei tempat di sana. Tapi karena aku harus kembali ke Jakarta untuk urusan beasiswa, aku nggak jadi ikut. Setidaknya aku udah memebri info buat teman-teman yang berangkat, Hari, Qunan, Yanto.




Akhir Agustus, Humas beserta kontributor makan-makan di Dermaga setelah meeting di lantai 6. Saat itu bu Farida nawarin siapa yang mau menjdai fotografer dan Reporter mulai Sepetember. Aku mengajukan diri untuk jadi fotografer. Karena belum ada yang mengajukan diri menjadi reporter, ada kemungkinan aku juga diminta meliput sekali-sekali. Sejak September aku mulai masuk menggantan Wisnu. Mengingat aku belum mengurus aplikasi lamaran, aku diminta segera mengurus ke lantai 8 (bagian SDM). Jadi, aku mulai kerja dulu, surat ketetapan belakangan. :))




Akhir Oktober 2010, atas inisiatif pribadi teman-teman, Nanda, Qiqi, aku, dan teman-teman Qiqi, Taufik (Semarang), Riana (Semarang), Ningrum (Jogja), dan satu lagi belum ingat siapa namanya (Jogja), kami pergi ke Jogja untuk sedikit membantu korban bencana alam meletusnya gunung Merapi, tanggal 30 Oktober 2010, beberapa hari setelah pertama kali gunung Merapi mulai meletus. Lokasi yang kami kunjungi di Srumbung, Magelang. Apa yang bisa aku lakukan untuk mereka aku lakukan sebaik-baiknya, dari mengajak anak-anak bermain, hingga mendokumentasikan perjalanan ini. Momen yang menegangkan saat awan panas secara tiba-tiba mengarah ke menara pengawas Ngepos, Srumbung. Teman-teman lain telah turun duluan, aku menyempatkan memotret wedus gembel itu. Setelah itu aku lari-lari mengejar mobil yang sudah mulai berjalan turun.




November, Acara OSN-PTI. Saat itu aku udah menjadi fotografer Humas. Bersama teman-teman Humas kami menangani acara itu. Dimulai dari babak penyisihan di Simprug, mengunjungi kilang Pertamina di Plumpang di siang hari yang hot banget sampai puncak acara di markas Pertamina, Gambir. Selama beberapa hari itu kami kurang tidur karena pekerjaan berlangsung dari pagi sampai larut malam. Setelah acara berakhir, rasanya ingin tidur sepuasnya mengganti jam tidur yang kurang.






Januari 2011, seperti biasa aku sempatkan pergi ke Surabaya untuk menngunjungi teman-teman SMA, Wendi, Nana, No'or, termasuk si nduk. meski cuma beberapa, minimal udah ketemu teman-teman. Aku juga menyempatkan piknik ke gunung Lawu. Bukan untuk mendaki, tapi untuk mengetahui situasi gunung Lawu, sekaligus bernostalgia. Meski sendiri, tetep berangkat. Lumayan, jalan hampir sampai pos satu jalus Cemoro Sewu. Semoga lain waktu bisa piknik mendaki kemari.






Sesuai rencanaku, semester ini aku ambil mata kuliah magang. Jadwal magangnya sekitar Juni-Juli. Aku berminat untuk ikut K2N tahun ini, tapi waktunya berbarengan dengan magang. Dengan begitu aku nggak berencana mendaftar K2N tahun ini. Semoga tahun depan kesampaian. :)


Tanggal 2 Maret 2011, di lantai 6 diadain sharing bahasa dengan mas Iben, dosen FIB, juga pemerhati majalah UIUpdate. Yang dibahas tentang kesalahn-kesalahan bahasa yang ada di artikel-artikel UIUpdate. Bermanfaat sekali kegiatan ini, aku jadi tahu apa yang salah dengan tulisan di majalah, dan menambah wawasan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kadang-kadang jadi gatal juga kalo tahu ada tulisan yang salah. :p


April 2011, banyak hal menarik di bulan ini. Dimulai dari pulang kampung untuk mencari tahu info wisata di Malang beserta detil-detil transportasi dan sebagainya, pergike Surabaya untuk mengunjungi Haviv (akhirnya kesampaian, sekian lama sewaktu di Surabaya nggak pernah ketemu), Ami (sudah lama nggak ketemu juga) dan si nduk. Dan...akhirnya...aku sempatkan untuk berbagi pengetahuan fotografi dengan adik-adik Smaga di kelas Seni Rupa.




Sekembalinya di Depok, masih April, sempet jalan-jalan sore di kampus dan nonton film "?" bareng Qiqi. Biasanya sepaket dengan Nanda, tapi kali ini minus Nanda, karena katanya lagi sibuk skripsi. Sedangkan Qiqi katanya nambah satu-dua semester lagi. Sewaktu jalan-jalan sore dia sempat minta difoto dengan pose jari-jari tangan "v". Foto itu salah satu favoritku di antara, karena membentuk angka umur ultahnya tahun ini. Kebetulan, atau emang kepikiran pose gitu untuk ultahnya? :))


Masih di Bulan April, Goodwill Get Together diadain di Wisma Kinasih. Aku jadi salah satu panitia di acara ini. Menyenangkan bisa berkumpul dengan teman-teman Goodwill di sini, meski hanya dua hari semalam. Pada saat itu aku mulai kepikiran untuk ganti laptop, karena kinerjanya yang kurang mulai terasa mengganggu. Baterai bocor, ukuran layar ngak memenuhi syarat software bawaan kamera, dan butuh vga yang lebih besar, dan umur pakai ekonomis yang tinggal 1,5 tahun. Aku pikir sebaiknya aku ganti laptop segera setelah ada dana mencukupi.




Tanggal 22-24 April aku pergi ke Bandung. Karena agak mendadak, dan orang yang kutuju sedang sibuk sekali, ada sedikit masalah. Aku sampai di Bandung hampir menjelang tengah malam. Karena nggak ada kabar aku akan dijemput atau nggak, aku akhirnya menginap di hotel. Well...lebih tepatnya di pos satpam hotel, karena kehabisan kamar. -__-" Sykurlan untuk selanjutnya aku bisa menginap di kontrakan temen. Di waktu yang singkat itu aku cuma sempat mengunjungi ITB, dan beberapa temen aja. Syukurlah paling tidak perjalanan ini masih menyenangkan meskipun peristiwa kehabisan kamar hotel. Well, why so serious? :))




Mei, akhirnya aku bertemu juga dengan sponsor beasiswaku. Perwakilan sponsor,  Mrs. Katrina datang di acara Goodwill Get Together II. Aku dan beberapa temanku yang satu sponsor bisa ngobrol tentang masing-masing, bagaimana perkembangan kuliah kami dan aktivitas-aktivtas kami di luar kuliah. Senang sekali aku bisa mendapat bantuan pencarian informasi tempat magang darinya, meskipun belum pasti ada lowongan magang.




Juni, Kuliah semester 6 selesai. Tinggal mata kuliah magang aja yang belum. Selama awal bulan Juni aku nggak banyak kegiatan.Seperti yang aku rencanakan, aku melamar magang di Kementerian PPN / Bappenas. Selama menunggu kabar penerimaan magang, aku banyak menghabiskan waktu di kampus, sekadar main ke lantai 6, meliput, atau membantu hal lain di sana.


Tak terasa udah setahun aku bersama lantai 6. Dimulai sejak menjadi kontributor, sampai kembali menjadi kontributor; dari wiradha reporter Santi, Windi, Ria, Shinta dan Jojo, eh Sandra, lalu Wanda; dari wiradha fotografer Wisnu, aku dan Beta, kosong beberapa bulan, hingga Wisnu dipanggil lagi, dari kontributor rombongan awal diatmbah rombonganku, terus ada beberapa yang baru, hingga tinggal 5 yang available (kata Wanda). Menyenangkan sekali bersama mereka. Sebagai kenang-kenangan, aku berikan beberapa cetak fotountuk dipajang sebagai kenang-kenangan kebersamaan selama setahun ini.






Akhir minggu di kala liburan ini waktu yang menyenangkan untuk jalan-jalan. Sekadar jalan-jalan pagi di kampus menyenangkan juga. Tapi apa daya, yang biasa lari-lari pagi lagi mengurus skripsi, satunya lagi mengurus persiapan K2N. Syukurlah tanggal 3-5 Juni aku diundang saudara untuk ikut acara di Bali.Menyenangkan bisa kembali mengunjungi Bali, bukan sekadar berwisata, namun juga mengenal budaya dan kehidupan masyarakat Bali. Di sana aku akhirnya mengunjungi lagi Karangasem, Bali Timur melihat keindahan pantai Karangasem dan kehidupan masyarakat di sana. Cerita lebih lengkap bisa di lihat di album facebook A Travel Note To Bali. Akhir minggu berikutnya aku bersama teman-teman Goodwill, Ani dan Rara, pergi ke Festival Komputer Indonesia. Akhir minggu depannya lagi aku berkunjung ke rumah saudara di Cibinong, Bogor.




Beberapa hari menjelang akhir waktu pemberitahuan penerimaan magang, aku mendapat kabar dari Kementerian PPN / Bappenas kalau lamaran magangku diterima. Mulai minggu ketiga Juni, Senin (20/6) aku mulai bekerja magang, walaupun surat penetapannya baru jadi hari Selasa esoknya. Syukurlah di tempat ini aku menemukan hal-hal yang menarik untuk dibahas dalam skripsi.


Akhirnya sampai di saat hari ulang tahunku. Alhamdulillah aku diberi nikmat dan rezeki sampai saat ini, usia, kesehatan, materi, teman, pengalaman, tantangan, ilmu pengetahuan, si nduk. :p Yah, banyak yang perlu disyukuri.


Untuk tahun berikutnya, aku udah memiliki beberapa rencana. Beberapa di antaranya, aku ingin mendaki gunung Gede-Pangrango bersama teman-teman, mendaki sendirian di Gunung Lawu, mendapatkan beasiswa Goodwill periode 2011-2012, mengambil skripsi di semester 7, libur bareng teman-teman fiskal bulan Februari 2011, sidang skripsi sebelum akhir Mei 2012, dan ikut K2N 2012. Semoga harapanku tercapai.


Amin. :)





Jumat, 03 Juni 2011

Kepergian Yang Tiba-Tiba Di Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan Bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Aku tak ingat dengan jelas apa yang kau katakan saat kita berbicara melalui telepon di tengah masa semester kuliah. Kau kecewa padaku atas suatu hal. Semenjak saat itu kita tak lagi berbicara, saling diam.


Kuliah semester 2 berakhir. Aku segera pulang, ada janji dengan teman untuk mensurvei lokasi reuni teman-teman SMA kelas SBI. Kami pergi ke Sarangan hari Rabu. Masih tengah minggu. Barangkali kita akan bertemu akhir minggu nanti, saat kau pulang bekerja di luar kota.


Ternyata itu tak lagi mungkin. Baru saja kami sampai daerah rumah genduk-ku di Ponorogo, aku dapatkan kabar dari kakak bahwa kau telah tiada. Dengan buru-buru aku mengambil sepeda motorku di rumah teman tanpa memberitahunya apa yang terjadi. Aku hanya sempatkan mampir ke rumah genduk untuk salat dan menyampaikan kabar kepergianmu kepada lainnya.


Larut malam itu jasadmu datang. Kau berada di rumah hingga esok pagi kau dikebumikan. Kata ibu, kalian telah membuat janji bertemu sore tadi di sana. Sayang, kalian pun tak sempat bertemu di saat akhirmu. Ya sudah.


Kamis esok harinya, kakak datang dari kegiatan Diklat Prajabatan di daerah Bogor. Syukurlah ia diberi izin pulang, sehingga segera menyusul pulang. Sudah lengkap kita sekeluarga. Pagi ini, sekitar pukul 11, kami antar dirimu ke tempat istirahatmu hingga nanti dibangkitkan kembali oleh-Nya.




tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu


Dua tahun telah berlalu semenjak kepergiamu yang tiba-tiba. InsyaAllah kakak satu-dua tahun lagi mungkin segera berkeluarga, adik tahun depan masuk SMP, dan aku tahun depan lulus kuliah. Ibu telah pensiun. Aku tidak berpikir pulang untuk bekerja di Madiun. Rencanaku nanti setelah mapan akan mengajak genduk untuk  berkeluarga dan tinggal di Jakarta atau sekitarnya, atau di negara lain kalau ada kesempatan dan dia mau. Tinggal ibu dan adik yang ada di rumah. Semoga ibu segera memiliki aktivitas produktif di rumah di sela aktivitas rumah tangga agar tak merasa sepi.


Ya, sudah dua tahun. Barangkali telah ada beberapa hal yang kami capai yang membuatmu senang. Untuk hal yang kau kecewakan, mungkin tak seketika ku capai. Tapi semampuku akan kulakukan. Dan kalau aku punya anak nanti, insyaAllah akan ku didik dengan menumbuhkan kesadaran pada dirinya. Semoga pada akhirnya kita bahagia dan bangga atas satu sama lain.


tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Semoga nanti kita sempat bertemu lagi, ayah.
Berkumpul bersama dalam hangatnya keluarga.

Di surga.


Amiin.




Puisi: Hujan Bulan Juni
Karya: Sapardi Djoko Damono

Rabu, 27 April 2011

Sharing Bahasa UIUpdate

     Hari Rabu (2/3) kantor di tempatku bekerja mengadakan acara sharing bahasa dengan pak Ibnu Wahyudi (atau biasa dipanggil mas Iben). Beliau pernah bergabung dengan majalah Tempo pada awal tahun 1980an. Beliau dosen di Fakultas ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) dan pemerhati majalah UIUpdate. Atas perhatiannya dengan majalah kampus kita, beliau memberikan masukan-masukan yang bermanfaat. Di catatan ini aku bagikan beberapa hal yang sempat aku catat saat acara tersebut. Topik kali ini ialah tentang bahasa.
Mas Iben berbagi pengetahuan bahasa dalam jurnalistk dengan UIUpdate. (Dok: FPN)
     Dalam menulis artikel hendaknya kita mengecek tulisan yang kita tulis, ada kesalahan-kesalahan tulis atau tidak. Salah satu hal yang kadang terlupa yaitu penggunaan kata “di” sebagai awalan atau kata depan. Penggunaan kata “di” yang tidak tepat dapat mengubah makna tulisan. Misal, “apakah salat boleh dilanggar?” dengan “apakah salat boleh di langgar?”.
     Beberapa daftar kata yang salah dengan kata yang benar menurut KBBI:
Resiko             : Risiko (risk, bukan resk)
Sholat              : Salat
Sekedar           : Sekadar (ala kadar, bukan ala kedar)
Antri                : Antre
Apotik             : Apotek (apoteker, bukan apotiker)
Penasehat        : Penasihat
Bis                   : Bus (dibaca bis)
Jum’at             : Jumat
Do’a                : Doa

Orangtua         : orang tua anak / parents
Orang tua        : orang yang tua, yang dituakan
Rasa bangga = Kebanggaan, jangan dicampur menjadi rasa kebanggaan
Walaupun = namun
     Kata “adalah” dan kata “yaitu” memiliki kegunaan yang berbeda. Kata “adalah” untuk kalimat yang memiliki satu keterangan. Misal, maksud kedatanganku ke sekolah adalah menemui pembimbing akademik. Kata “yaitu” untuk kalimat yang memiliki lebih dari satu keterangan. Misal, maksud kedatanganku ke sekolah yaitu menemui pembimbing akademik dan kuliah.
     Singkatan-singkatan atara lain:
Bapak              : Bp.
Jalan                : Jl.
Dokter             : dr.
Doktor             : Dr.
Doctor of Philosophy: Ph.D
Untuk gelar hendaknya mengikuti aturan formal yang berlaku. Namun untuk kepentingan jurnalistik gelar seseorang cukup disebutkan yang tertinggi saja. Misal, Prof. Bambang.
     Sekian catatan sharing bahasa dariku. Semoga bermanfaat. (FPN)

Kamis, 31 Maret 2011

Jl. Sudirman, People and Activities

Kamis pagi (24/3) aku pergi ke tempat service center suatu merk notebook di STC mall untuk memeriksakan kerusakan apa saja yang terjadi pada laptopku. untuk menyesuaikan dengan jadwal KRL Depok/Boger-Tanah Abang yang tidak banyak, aku berangkat sepagi mungkin. AKu mnaiki KRL Ekspres Depok-Tanah Abang sekitar pukul 8:30.
Aku sampai di stasiun Sudirman sekitar pukul 9 pagi, masih satu jam lagi service center tersebut buka. Untuk mengisi waktu, aku sempatkan memotret manusia dan aktivitasnya di Jalan Sudirman dan sekitarnya.
Ruang Tunggu Stasiun Sudirman. Jalur kereta ada di lantai bawah.















Penjual Jajanan Tradisional di dekat Stasiun Sudirman.























Dilarang berhenti sementara di area jalan ini,
 namun tetap ada yang melanggar.





















Penumpang tertidur di bus. Hal yang biasa ditemui
di Jakarta, karena orang yang bekerja di Jakarta
belum tentu tinggal di Jakarta
























Jalanan terlihat lengang, mungkin karena sudah
jam kerja.



















Bus sedang berhenti di pinggir jalan, kenet bus turun untuk mencari
penumpang. Letak berhenti yang dekat belokan menghambat laju
kendaraan lain dari belokan.

Jembatan penyeberangan ini selain untuk menyeberangi jalan juga untuk
menuju shelter bus Transjakarta.

















Seorang perempuan dari shelter bus Transjakarta membawa goodybag.
Tahun baru China baru saja bulan kemarin.

















Di dalam shelter Dukuh Atas, orang-orang mengantri untuk menaiki bus
Transjakarta. Yang ingin beristirahat sejenak dapat menggunakan tempat
duduk yang tersedia.

















Di jalan menuju STC mall aku melihat seorang anak-anak bermain sepeda
di trotoar. Aku tak tahu di mana orangtuanya, mungkin di sekitar itu. Aku
berpesan padanya agar tidak bermain di pinggir jalan.


















Sekian foto-foto kali ini. Aku tak punya waktu luang lebih banyak karena mendapat kabar bahwa ujian tengah semester suatu mata kuliah berupa take-home test soal ujiannya harus diambil sekaligus menandatangani daftar hadir di ruang ujian pukul 10:30-13:30. Aku harus buru-buru kembali ke Depok.

Enjoy your time and thanks for visiting.

Rabu, 23 Maret 2011

Read The Fine Manual

            Pernahkah anda mengetahui seseorang yang menanyakan sesuatu yang sebenarnya ada di buku petunjuk? Ataukah anda sendiri yang pernah menanyakan hal-hal seperti itu? Artikel ini akan memberitahu pentingnya sebuah buku/lembar yang berisi panduan penggunaan peralatan tersebut secara singkat.
            Pertama buku/lembar manual berisi informasi tentang produk. Daftar perlengkapan alat yang semestinya diberikan untuk anda dalam satu paket peralatan diinformasikan dalam buku manual. Periksalah apakah perlengkapan peralatan anda lengkap berdasarkan panduan yang ada. Bila tidak lengkap tanyakan ke penjual apakah perlengkapan yang tidak ada tersebut memang disediakan terpisah atau tidak.
            Kedua, buku manual berisi informasi fitur-fitur peralaan yang anda miliki. Misal, format foto yang didukung apa saja dan berapa saja ukuran foto yang tersedia, bagaimana kompatibilitas kamera dengan peralatan lain (flash eksternal, battery grip, lensa dan lain-lain), fitur pengaturan white balance, mode autofokus, dan mode metering. Kalau anda tidak membaca manual peralatan mungkin saja anda akan bertanya sesuatu hal yang sudah ada di buku manual, misal apakah flash eksternal third party bisa berfungsi saat mengunakan mode live view di mana sudah dijelaskan penggunaan flash eksternal third party tidak kompatibel di mode live view.
            Ketiga, buku manual berisi panduan untuk mengoperasikan peralatan yang anda miliki. Panduan tersebut akan memudahkan anda mengenali seluk-beluk peralatan yang anda gunakan, hingga memungkinkan anda dapat mengoperasikan peralatan tersebut dengan cepat. Misal, dengan memahami buku panduan dan mempraktekkannya anda dapat mengubah setting white balance, mode metering, mengubah ISO dengan instan. Dengan memahami peralatan yang anda gunakan akan memudahkan anda memotret dengan baik dan benar dan menghasilkan foto yang anda inginkan.
            Keempat, manual peralatan biasanya berisi hal-hal yang berkaitan dengan perawatan dan peringatan pemakaian. Hal tersebut penting untuk memakai dan merawat peralatan yang anda gunakan. Misal, bila kamera dan lensa anda tidak memiliki weather seal maka jangan menggunakannya di luar ruangan saat hujan untuk menghindari kerusakan. Contoh lain, simpan peralatan anda di tempat dengan kelembaban yang dianjurkan manual. Bila terlalu lembab dapat terjadi penjamuran, hingga tidak mengherankan anda mendapati bercak-bercak jamur di lensa, kamera, hingga hasil foto anda.
            Kurang lebih empat hal tersebut yang dimiliki manual/panduan peralatan, yaitu informasi produk, fitur-fitur, pengoperasian, dan perawatan dan peringatan produk. Dengan membaca manual, memahami dan mempraktekkan isi manual, anda akan lebih mudah mengoperasikan peralatan fotografi anda, dan pada akhirnya anda dapat menghasilkan foto yang anda inginkan dengan lebih mudah. (FPN)

Sabtu, 19 Maret 2011

Alur Kerja Peliputan Visual Foto oleh Fotografer untuk Keperluan Dokumentasi dan Jurnalistik

               Artikel ini ditujukan untuk workflow peliputan visual foto untuk keperluan dokumentasi dan jurnalistik Kantor Komunikasi UI. Workflow dibuat berdasarkan workflow fotografer pada masa saya menjadi fotografer di kantor tersebut dengan ditambah masukan-masukan yang saya ajukan. Untuk instansi/media lain menyesuaikan dengan aturan yang berlaku, dan dari waktu ke waktu mungkin terdapat perubahan alur kerja fotografer. Tanggapan dari pembaca akan berguna untuk membuat artikel ini lebih baik dan lebih bermanfaat. Tanggapan dapat disampaikan melalui email fandi_prasetyo_nurrakhman@yahoo.com

            Untuk memudahkan pengelolaan foto untuk dokumentasi dan jurnalistik, perlu adanya aturan-aturan yang dilaksnakan. Selama menjalani tugas sebagai fotografer penulis menemukan beberapa hal yang menjadi tantangan. Misal,baterai flash eksternal habis saat bertugas, lupa mengisi form tugas hingga berhari-hari, keterbatasan alat karena kamera DSLR kantor sedang dipinjam saat dibutuhkan dan sebagainya. Artikel ini akan membahas secara ringkas persiapan peliputan kegiatan, pelasanaan peliputan, pendokumentasian, pengeditan hingga penggunaan foto untuk kebutuhan dokumentasi di web dan jurnalistik.
            Foto hasil peliputan digunakan untuk keperluan dokumentasi dan jurnalistik. Sesuai dengan perkataan Arbain Rambey, fotografer dari media Kompas, dalam suatu forum fotografi, perbedaan antara foto dokumentasi dan foto jurnalistik terletak pada penggunaannya. Foto dokumentasi yaitu foto hasil liputan yang kemudian di simpan oleh pihak yang berkepentingan sebagai dokumentasi. Foto jurnalistik yaitu foto hasil liputan digunakan untuk kebutuhan pemberitaan, dimuat di media.

Persiapan peliputan
            Seorang fotografer perlu mempersiapkan diri untuk melakukan peliputan. Arbain Rambey dalam suatu seminar fotografi mengatakan, sebelum berangkat kepala isi, memori kosong, dan baterai penuh. Seorang fotografer perlu memperkirakan, atau mengetahui apa saja yang perlu dipotret untuk kebutuhan dokumentasi maupun jurnalistik. Memori kamera sebaiknya dikosongkan, atau setidaknya cukup untuk kebutuhan peliputan. Pastikan baterai kamera (dan baterai flash jika menggunakan) terisi penuh untuk menghindari kehabisan baterai saat meliput. Untuk keperluan backup, fotografer dapat membawa batera dan memori cadangan. Pastikan peralatan yang akan dipakai dapat bekerja dengan baik.
            Secara administratif, sebaiknya fotografer telah mengisi form penugasan sebelum berangkat untuk berbagai keperluan administratif fotografer, seperti mendata tugas liputan dan meminta reimbursement tugas luar. Pengisian form penugasan sebelum berangkat meliput acara juga berguna sebagai kontrol kita telah mengetahui acara apa yang akan diliput, kapan dan di mana acara berlangsung.
            Bila ada, fotografer juga perlu berkoordinasi dengan reporter maupun videografer yang ditugaskan. Kooordinasi berguna untuk menentukan apa saja perlu dipotret. Misal, reporter akan mewawancarai seseorang, fotografer diperlukan untuk memotret orang yang diwawancara tersebut.

Peliputan
            Saat peliputan, fotografer seharusnya dapat memberikan foto-foto untuk keperluan dokumentasi dan jurnalistik. Konsep 5W+1H sudah seharusnya dimengerti, sama seperti konsep-konsep dasar fotografi (segitiga eksposur, dan lain sebagainya). Fotografer juga perlu memperhitungkan tugas peliputannya, apakah ia diminta meliput acara/bagian acara secara menyeluruh dari awal hingga akhir atau cukup untuk dokumentasi dan jurnalistik. Hal ini perlu diperhatikan karena suatu waktu fotografer diminta untuk meliput secara penuh, seperti peliputan acara wisuda, atau cukup untuk dokumentasi dan jurnalistik, seperti acara seminar.
            Secara teknis, fotografer sudah harus paham konsep-konsep dasar fotografi dan mampu mengoperasikan peralatan yang dibawa dengan baik. Maksimalkan alat yang digunakan untuk memotret peristiwa sebaik-baiknya. Usahakan momen penting dapat terekam dengan baik, kesalahan teknis diminimalisasi. Contoh foto yang mempunyai kesalahan teknis yang pernah penulis temui saat memilih foto untuk keperluan jurnalistik yaitu terjadi misfokus. Kesalahan misfokus termasuk kesalahan yang tergolong mustahil untuk diperbaiki. Andaikan bisa diperbaiki dengan olah digital dengan usaha keras, memastikan fokus telah tepat sesaat sebelum menekan tombol rana dan memotret ulang saat foto terlihat misfokus merupakan hal yang lebih simpel dan tidak memakan waktu. Dalam memotret fotografer juga perlu memperhatikan estetika/keindahan foto, sehingga foto menarik untuk dilihat.

Pendokumentasian
            Setelah melaksanakan peliputan, fotografer melakukan pendokumentasian. Fotografer memasukkan file-file foto pada komputer dan diskdrive yang telah ditentukan. Format pembuatan folder yang baik yaitu dimulai dari tanggal (angka tahun,bulan, tanggal), lalu nama acara dan inisial fotografer. Contoh, 20110205-Wisuda Sarjana, Ekstensi, Vokasi (FPN). Pembuatan folder berdasarkan tahun, bulan lalu hari untuk memudahkan pencarian data foto dan pengadministrasian yang rapi. Penulisan inisial di judul folder diperlukan untuk memudahkan pencarian siapa yang telah memotret. Hal tersebut perlu sebagai bentuk tanggung jawab fotografer dalam melaksanakan liputan, dan hak fotografer mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas foto-foto yang telah dihasilkan.
            Setelah memasukkan file foto ke dalam database dokumentasi foto, fotografer mencatat jumlah foto dan besar ukuran total foto yang dihasilkan. Hal ini diperlukan untuk mendata jumlah foto yang talah dihasilkan fotografer.
            Tugas dokumentasi selanjutnya, me-rename file foto, membuat list gambar foto dalam format PDF, akan dilakukan oleh kataloger. Untuk keperluan reimbursement, list gambar dalam format PDF diperlukan sebagai laporan hasil liputan yang disertakan bersama kopi form penugasan.

Editing dan Publikasi dokumentasi dan jurnalistik
            Selanjutnya untuk keperluan publikasi dokumentasi dan jurnalistik fotografer mempersiapkan beberapa foto terbaik tiap acara. Terbaik di sini yaitu sesuai dengan kaidah 5W+1H, dapat menggambarkan suatu acara dan memiliki nilai estetika. Jumlah foto pilihan yang diperlukan bervariasi. Untuk keperluan dokumentasi album di web, seperti di web Picasa, foto yang diunggah sekitar 5-10 foto. Suatu waktu media lain meminta foto untuk kebutuhan foto jurnalistik mereka, oleh karena itu beberap foto tersebut perlu kita siapkan untuk permintaan tersebut. Untuk keperluan jurnalistik, dimuat di media elektronik (artikel berita di web ui, berita foto di fanpage facebook) maupun cetak (majalah), foto yang dibutuhkan 1-3 foto.
            Olah digital diperlukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam foto pilihan, dan memperindah foto dalam konteks estetika. Untuk keperluan jurnalistik olah digital dibatasi sebatas memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam foto dan menambah nilai estetika foto tanpa merubah isi/pesan foto, tidak menambahkan atau mengurangi elemen foto. Untuk lebih detilnya aturan foto dalam foto jurnalistik dapat dicari di dalam kode etik foto jurnalistik.
            Dalam mempublikasikan foto, untuk album dokumentasi, berita foto, maupun untuk foto artikel berita, inisial fotografer dimuat. Hal ini sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan atas karya fotografer.
            Mengingat teknologi informasi dan komunikasi saat ini, kebutuhan informasi relatif cepat hingga dalam waktu secepatnya (real time). Oleh karena itu, foto yang digunakan untuk, album dokumentasi di web, berita foto maupun untuk artikel di media elektronik perlu disiapkan secepatnya. Persiapan dan pelaksanaan peliputan foto dengan baik oleh fotografer akan memudahkan pengelolaan foto, editing dan publikasi dengan baik. (FPN)


Rabu, 16 Maret 2011

Seseorang Yang Mengagumkan

           Suatu waktu aku sekelas dengan sesorang yang biasanya beda kelas. Saat pembagian kelompok, aku mencari tahu beberapa nama yang belum mendapat kelompok. Dia salah satunya. Aku putuskan dia sekelompok denganku. Ya, barangkali aku bisa lebih mengenalnya dari sebelumnya.
            Karena kami jarang sekelas dan jarang bertemu kami berkomunikasi lewat situs jejaring sosial, sms, dan telepon. Hari Jumat, empat hari sebelum penyerahan makalah dan presentasi, kami baru bertemu untuk berbagi tugas. Beberapa hari yang lalu ia sakit sehingga tidak masuk kuliah dan kami tidak bisa bertemu. Hari itupun ia masih sakit. Katanya sedang flu karena musim pancaroba.
            Hari Senin, kami berencana bertemu lagi untuk melanjutkan pekerjaan. Namun, dia masih sakik. Katanya tubuhnya kembali panas. Baiklah, kami bisa berkomunikasi lewat telepon atau situs jejaring sosial. Aku sendiri belum selesai mengerjakan bagianku karena masih ada pekerjaan. Jadi, aku lanjutkan besok saja.
            Selasa pagi, aku membuka akun facebook dan menerima kabar darinya. Aku terkejut ia baru mengerjakan makalah dan presentasi dini hari tadi. Syukurlah selesai menjelang subuh. Hanya saja aku agak menyayangkan keadaannya yang kemarin masih sakit dan, yang aku tahu, dia punya aktivitas mengajar di suatu bimbingan belajar pada sore hari hingga malam.
            Aku terlambat masuk kelas karena printer yang aku pakai untuk mencetak makalah dan bahan presentasi harus diatur ulang, mengganti format ukuran kertas dan menunggu proses kalibrasi, dan aku agak gaptek menggunakan printer itu. kelompok yang maju presentasi saat aku datang ialah kelompok dua. Syukurlah kami punya waktu sebentar untuk mempersiapkan presentasi kami. Syukurlah presentasi kami berlangsung lancar.
            Setelah presentasi kami kembali duduk dan mengobrol. Ia menceritakan aktivitas mengajarnya, seperti apa bimbel tempa ia mengajar, rencana perkuliahannya, hingga latar balakangnya. Ia seorang anak tunggal hingga saat masih di SMA, setelah itu ia memiliki dua adik. Selisih umur mereka mungkin sekitar 17-19 tahun. Jauh sekali selisih umurnya, aku dan adikku saja ‘hanya’ berselisih umur sekitar sembilan setengah tahun. Karena permasalahan ekonomi yang terjadi pada keluarganya saat itu, ia mulai berusaha mandiri. Hingga sekarang ia punya penghasilan yang menurutku untuk biaya hidup sendiri rata-rata di Depok sudah lebih dari cukup. Untukku? Kurang lebih jumlah penghasilannya cukup untuk biaya hidupku sehari-hari, biaya kuliah tiap semester, kebutuhan akademik, dan untuk menabung. Menurutku sekarang ia sudah bisa hidup mandiri. Aku salut padanya.
            Dia seorang yang aktif bergerak. Dia bilangdia bukan tipe orang yang bisa bekerja diam di satu tempat dalam waktu yang lama. Dia senang dengan aktivitasnya mengajar karena ia bisa mengajar tidak hanya di satu cabang, namun juga cabang lain. Ya syukurlah kalau dia senang dengan aktivitasnya. Mengenai makalah dan presentasi yang baru ia kerjakan tadi dini hari, aku pikir itu karena ia baru sempat mengerjakannya.
            Dalam hal akademik dia berencana kuliah 5 tahun. Dia tidak ingin terburu-buru menyelesaikan kuliah. Dengan merencanakan kuliah satu tahun lebih lama ia bisa lebih mengatur aktivitas kuliah dan mengajarnya dan bisa lebih fokus belajar. Beberapa mata kuliah akuntansi yang belum ia ambil sampai semester ini akan dia ambil semester depan, harapannya agar bise lebih fokus pada mata kuliah-mata kuliah akuntansi dan mendapat nilai bagus. Baguslah ia telah merencanakan perkuliahannya dangan baik. Menurutku tidak masalah lulus lebih lama bila memang ada rencana-rencana baik untuk dilakukannya.
            Pembicaraan kami sempat mengarah ke arah masalah karir dan keluarga. Dia bilang jika dia telah menikah ia akan melakukan perannya dalam keluarga sebaik-baiknya. Dan dia juga tetap ingin berkarir. Ia mengerti pembagian peran dalam keluarga. Oleh karena itu ia ingin berkarir sesuai keinginannya dan tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik. Peran utama mencari materi untuk keluarga bagian suami.
            Setelah perkuliahan selesai ia segera meninggalkan kelas. Obrolan singkat ini menyenangkan sekali. Ia mengatakan hanya beberapa orang teman sejurusan yang mengetahui cerita-cerita yang kami obrolkan hari ini. Orang yang mengetahui tentang aktivitasnya biasanya mengerti kenapa ia kadang baru menyelesaikan tugas kuliahnya saat mendekati deadline. Barangkali kalau kami satu kelompok lagi ataupun aku mengetahui ia sedang ada tugas, aku tidak keberatan untuk mengingatkannya untuk segera mengerjakannya.
            Aku senang bisa mengenal dirinya lebih jauh. Semoga dia bisa melakukan dengan sebaik-baiknya apa yang telah ia rencanakan. Perkuliahannya, aktivitas mengajarnya, semoga bisa ia jalani dengan sukses. Suaminya kelak merupakan orang yang beruntung memilikinya, aku pikir.

Selasa, 15 Maret 2011

Kembali Menulis Blog

Sudah lama sejak terakhir kali aku menulis sesuatu untuk blog. Sibuk dan malas tak bisa aku pungkiri. Baiklah, aku isi kembali blogku ini.

Rencanaku, isi blog ini tidak akan hanya berisi tulisan mengenai cerita pribadi yang menarik untuk dipublikasikan. Akan aku isi dengan pengetahuan tentang fotografi, pikiran, apapun yang menurutku menarik untuk dibaca oleh orang-orang. Baragkali blogku ini juga bisa menjadi ajang diskusi tentang sesuatu.

Aku mulai satu langkah ini untuk kembali aktif menulis blog, berbagi sesuatu yang semoga bermanfaat untuk pembaca.

Sementara sekian dan terima kasih telah berkunjung. J