Setelah mencari penjaga hutan dan kepala asrama, aku pergi lagi ke kampus. Dengan bis kuning (bikun) aku beranjak dari asrama kampus, lalu turun di halte stasiun Universitas Indonesia. Kemudian, aku berjalan melewati kandang rusa.
Beberapa rusa terlihat sedang mencari makan. Ada yang berkelompok, ada yang menyendiri. Aku mendekat ke pagar lalu mulai menggambil beberapa gambar. Beberapa rusa terlihat tertarik dengan kedatanganku sehingga mereka menghampiriku. Aku mencoba memberi mereka dedaunan yang gugur dan mereka mau memakannya. Aku mengambil daun lagi dan rusa yang mendekatiku memakannya. Semakin lama semakin banyak rusa yang mendekatiku, dari satu ekor hingga sekitar 4-5 ekor. dan diikuti beberapa rusa lain yang mulai mendekat.
Tiba-tiba rusa-rusa itu bergerak menuju pintu. Ternyata dua petugas perawat rusa datang memberi makan. Satu orang menjaga pintu kandang, satu orang memberi makan. Aku tertarik untuk mengobrol dengan mereka. Aku pun bergerak menuju pintu kandang rusa mendekati seorang petugas yang berdiri di dekat pintu.
Singkat cerita, menurut petugas yang aku ajak ngobrol, rusa-rusa tersebut ada di Universitas Indonesia sejak sekitartahun 2002. Rusa-rusa tersebut berasal dari taman Monas yang kemudian dipindahkan. Oleh Gubernur DKI pada saat itu (Sutiyoso), sepuluh rusa diberikan kepada Universitas Indonesia. Kini, rusa tersebut berjumlah sekitar 38 ekor. Petugas tersebut mengatakan, ada seekor rusa yang sedang mengandung dan kemungkinan minggu ini akan melahirkan.
Sambil mengobrol, aku meminta izin untuk memotret rusa dari dalam kandang. Petugas tersebut membolehkan. Aku pun segera segera masuk ke dalam kandang dan bersiap memotret. Pada awalnya aku ingin mendekati rusa-rusa itu, namun seorang petugas yang lain ternyata sedang mempersiapkan makanan tambahan di dekat pintu masuk. Aku pun kembalai ke dekat pintu masuk dan bersiap memotret. Baru mundur beberapa langkah, para petugas membuka karung berisi ampas tahu dan memanggil rusa-rusa dengan seruan mirip suara rusa. Rusa-rusa itu pun lari menuju para petugas. Aku pun segera membidik para rusa dan mengambil beberapa gambar.
Setelah rusa-rusa mulai makan, kami segera keluar dari kandang. Setelah memastikan pintu tergembok, para petugas itu pergi. Tak lupa aku berpamitan dengan mereka.
Memotret satwa menarik juga. Mungkin suatu saat aku dapat memotret rusa tidak di dalam kandang, tapi di alam bebas. Siapa tahu aku bisa menjadi kontributor foto, fotografer atau photo journalist media yang berhubungan dengan alam dan perjalanan. Salah satunya, media favorit dan harapanku, National Geographic. Hm...sebuah cita-cita berbagi dengan masyarakat dunia melalui fotografi.
Kamis, 10 Juni 2010
Rabu, 02 Juni 2010
Pintu Perlintasan Barel-FH Ditutup(?)
Pada tanggal 31 Mei 2010 pagi terjadi penutupan pintu perlintasan Barel-FH. Seorang mahasiswi UI menyebutkan, penutupan pintu perlintasan tidak hanya terjadi di perlintasan Barel-FH namun juga pintu perlintasan Pondok Cina. Penutupan tersebut menimbulkan reaksi masyarakat sekitar. Pada jalan dari kawasan Barel menuju pintu masuk kampus terdapat tulisan-tulisan yang menentang kebijakan penutupan tersebut.
Penutupan pintu perlintasan Barel-FH tak berlangsung lama. Pada malam harinya, pintu tersebut telah dibuka kembali. Hingga hari Selasa pagi tanggal 2 Juni, pintu tersebut tetap terbuka seperti biasa, hanya ada satpam yang terlihat berjaga di dekat pintu perlintasan tersebut.
Menurut informasi yang didapat oleh penulis dari seorang karyawan rektorat, kebijakan penutupan pintu-pintu perlintasan tersebut menimbang terjadinya musibah kecelakaan seorang mahasiswa UI yang tertabrak kereta minggu kemarin.
Hingga berita ini ditulis, penulis belum mendapatkan keterangan lebih rinci dari pihat rektorat mengenai kebijakan tersebut dan mengapa kebijakan tersebut hanya bertahan beberapa jam saja.
Penutupan pintu perlintasan Barel-FH tak berlangsung lama. Pada malam harinya, pintu tersebut telah dibuka kembali. Hingga hari Selasa pagi tanggal 2 Juni, pintu tersebut tetap terbuka seperti biasa, hanya ada satpam yang terlihat berjaga di dekat pintu perlintasan tersebut.
Menurut informasi yang didapat oleh penulis dari seorang karyawan rektorat, kebijakan penutupan pintu-pintu perlintasan tersebut menimbang terjadinya musibah kecelakaan seorang mahasiswa UI yang tertabrak kereta minggu kemarin.
Hingga berita ini ditulis, penulis belum mendapatkan keterangan lebih rinci dari pihat rektorat mengenai kebijakan tersebut dan mengapa kebijakan tersebut hanya bertahan beberapa jam saja.
Langganan:
Postingan (Atom)